HERAT (Arrahmah.id) – Pejabat lokal di Herat melaporkan bahwa karena konflik yang sedang berlangsung antara Iran dan “Israel”, impor minyak dan gas dari Iran telah ditangguhkan. Bersamaan dengan itu, harga gas dan produk minyak bumi melonjak di Herat.
Sediqullah Mansour, kepala departemen perdagangan di Direktorat Minyak dan Gas Herat, mengatakan: “Sejak perang antara Iran dan ‘Israel’ dimulai, impor produk minyak bumi dan gas cair melalui perbatasan Nimroz, Mil 78 di provinsi Farah, dan pelabuhan Islam Qala di provinsi Herat telah sepenuhnya dihentikan. Sebelumnya, kami mengimpor hingga 2.000 ton produk minyak dan gas setiap hari, tetapi proses ini sekarang dihentikan.”
Sementara itu, beberapa penduduk Herat mengatakan bahwa selama dua hari terakhir, harga gas dan bahan bakar telah naik hampir lima belas persen. Mereka menyatakan keprihatinannya bahwa dengan adanya tantangan ekonomi saat ini, banyak orang tidak mampu membeli gas dan produk minyak bumi dengan harga tinggi.
Jamshid Azizi, seorang warga Herat, mengatakan: “Sebelumnya, kami biasa membeli satu kilogram gas cair seharga 48 hingga 50 afghani, tetapi hari ini kami membayar 63 hingga 65 afghani per kilogram.”
Firoz Ahmad Amini, seorang penjual gas, mengatakan: “Karena serangan ‘Israel’ ke Iran dan penutupan perbatasan, harga gas dan produk minyak bumi naik.”
Naveed Ahmadi, seorang manajer di sebuah stasiun pengisian bahan bakar di Herat, mengatakan: “Bahan bakar telah menjadi sangat langka di pasar, yang merupakan alasan utama kenaikan harga.”
Namun, Kamar Dagang dan Investasi Herat menyatakan bahwa impor produk minyak bumi dan gas cair dari negara-negara Asia Tengah terus berlanjut, dengan lebih dari 1.200 ton masuk ke negara ini setiap hari melalui pelabuhan Torghundi saja. Mereka juga berencana untuk meningkatkan impor dari Asia Tengah untuk memenuhi permintaan domestik.
Younus Qazizadah, kepala Kamar Dagang dan Investasi Herat, mengatakan: “Kami memiliki rute alternatif untuk memasok barang dan bahan bakar. Para pedagang telah mengimpor dari Asia Tengah melalui pelabuhan Hairatan, Aqina, dan Torghundi dan berusaha untuk meningkatkan volumenya. Jika kami menghadapi masalah dengan Iran, kami akan menggunakan perbatasan lain untuk memasok bahan bakar.”
Sebagian besar impor Afghanistan, termasuk minyak dan gas cair, berasal dari Iran. Perang yang sedang berlangsung antara Iran dan “Israel” telah mengganggu hubungan perdagangan antara kedua negara dan mempengaruhi proses impor. (haninmazaya/arrahmah.id)