MAKKAH (Arrahmah.id) — Jamaah haji mulai melaksanakan rangkaian ibadah hari Nahr pada Jumat pagi (6/6), bertepatan dengan hari pertama Idul Adha, dengan menuju Masy’ar Mina untuk melontar Jumrah Aqabah Kubra. Hal ini dilakukan setelah sebagian jamaah bermalam atau singgah sejenak di Muzdalifah, mengikuti sunnah Nabi Muhammad ﷺ.
Prosesi lempar jumrah akan terus berlangsung selama tiga hari Tasyrik. Setelah melontar Jumrah Aqabah Kubra, para jamaah diperbolehkan menuju Masjidil Haram kapan saja untuk melaksanakan Thawaf Ifadhah, yang merupakan rukun terakhir dari ibadah haji.
Sejak fajar Idul Adha, lebih dari 1,6 juta jamaah memulai lemparan tujuh batu kerikil ke masing-masing dari tiga jumrah yang melambangkan setan di lembah Mina, yang terletak di pinggiran Kota Makkah Al-Mukarramah.
Ritual ini merupakan peringatan terhadap peristiwa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang melempari setan di tiga lokasi berbeda, ketika setan mencoba menghalangi beliau untuk menaati perintah Allah dengan menyembelih putranya, Ismail ‘alaihis salam.
Sebelumnya pada Kamis (15/6), para jamaah telah melaksanakan wukuf di Padang Arafah, yang merupakan rukun paling agung dalam ibadah haji. Cuaca ekstrem dengan suhu tinggi menyebabkan otoritas Saudi mengimbau para jamaah untuk tetap berada di dalam tenda selama jam-jam terpanas.
Setelah matahari terbenam, jamaah bergerak menuju Muzdalifah, yang terletak di antara Arafah dan Mina, untuk beristirahat dan bermalam di sana. Di tempat ini mereka mulai mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar Jumrah Aqabah pada keesokan harinya.

Langkah-Langkah Pengamanan dan Pencegahan
Musim haji tahun ini disertai dengan sejumlah langkah pengamanan dan pengendalian suhu ekstrem, termasuk kampanye besar-besaran untuk membatasi jamaah ilegal, yang berkontribusi pada pengurangan kepadatan massa.
Wakil Menteri Kesehatan untuk Layanan Kesehatan Arab Saudi, Muhammad al-Abd al-Aali, pada Kamis menyatakan bahwa hingga saat ini tidak ditemukan adanya wabah atau penyebaran penyakit di kalangan jamaah.
Ia menambahkan, “Kami hanya menghadapi sejumlah kecil kasus penyakit yang terkait dengan suhu panas tahun ini. Ini menjadi bukti efektifnya seluruh prosedur pengaturan dan tindakan pencegahan yang diterapkan.”
Pemerintah Saudi juga meningkatkan infrastruktur, mengerahkan ribuan petugas tambahan, dan memanfaatkan teknologi canggih untuk mengatur pergerakan massa secara lebih efisien.
(Samirmusa/arrahmah id)