MAKKAH (Arrahmah.id) – Ribuan jemaah haji asal Indonesia terpaksa berjalan kaki dari Muzdalifah menuju Mina akibat minimnya armada pengangkut dan kemacetan parah selama prosesi ibadah haji.
Tak hanya itu, mayoritas jemaah juga tidak mendapatkan tenda untuk beristirahat, menyebabkan kelelahan dan keterlantaran, terutama di kalangan lansia.
Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI, Muslim Ayub, menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi ini. Ia menilai bahwa manajemen pengangkutan dan akomodasi jemaah haji masih sangat buruk dan membutuhkan evaluasi serius.
“Kita tidak ingin kejadian seperti ini terus berulang. Saya melihat langsung video ibu-ibu lansia terlantar di Arafah karena tidak ada tenda yang menampung mereka saat situasi sangat luar biasa. Ini sangat memprihatinkan,” ujar Muslim Ayub di Makkah, Jumat (6/6), seperti dikutip dari detikcom.
Ia juga mengungkapkan bahwa banyak jemaah yang terpaksa beristirahat di tempat terbuka seperti trotoar dan area kosong karena tidak tersedia tempat perlindungan yang memadai.
Lebih lanjut, Muslim menyebut hingga malam 10 Zulhijah waktu setempat, masih banyak jemaah yang belum terangkut ke Mina untuk melaksanakan lempar jumrah karena transportasi tidak memadai.
“Kuota setiap kloter sudah ditetapkan, tapi kendaraan yang disiapkan tidak sesuai. Akibatnya, pengangkutan jemaah tidak berjalan lancar. Ini menunjukkan bahwa pelaksanaan haji tahun ini memiliki banyak kekurangan yang harus segera dievaluasi,” tegasnya.
Ia menekankan perlunya perbaikan menyeluruh dalam sistem logistik dan akomodasi haji ke depan. Menurutnya, keselamatan dan kenyamanan jemaah harus menjadi prioritas utama.
Muslim Ayub berharap pemerintah dan penyelenggara haji benar-benar melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang di masa yang akan datang.
(ameera/arrahmah.id)