GAZA (Arrahmah.id) – Sedikitnya lima warga Palestina tewas dan sejumlah lainnya terluka saat sedang mengantre bantuan makanan di berbagai lokasi, menurut laporan kantor berita resmi Palestina, WAFA, pada Ahad (15/6/2025).
Seorang sumber di Rumah Sakit Nasser melaporkan bahwa dua orang tewas dan lebih dari 50 lainnya luka-luka akibat tembakan tentara ‘Israel’ di wilayah barat Rafah. Di Gaza tengah, tepatnya di dekat poros Netzarim, tiga orang lainnya dilaporkan tewas saat sedang mengantre bantuan.
Sementara itu, seorang sumber di Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza, mengonfirmasi bahwa tujuh warga Palestina terbunuh di wilayah utara Al-Tawam dan Beit Lahia.
Laporan tambahan juga menyebutkan adanya korban luka di Kota Khan Yunis, Gaza selatan, semuanya di sekitar titik distribusi bantuan yang disasar oleh pasukan ‘Israel’.
Jumlah korban jiwa akibat tembakan ‘Israel’ di lokasi-lokasi distribusi bantuan, yang dibentuk sebagai bagian dari sistem yang didukung AS dan ‘Israel’ sejak Mei lalu, kini telah melampaui angka 100, dengan puluhan lainnya terluka.
Kelaparan dan Malnutrisi
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara UNICEF, James Elder, memperingatkan bahwa keluarga-keluarga Palestina di Gaza saat ini kesulitan untuk sekadar menyediakan satu porsi makanan per hari bagi anak-anak mereka.
Elder menggambarkan situasi kemanusiaan di Gaza sebagai “suram, mengerikan, dan tanpa harapan,” serta menekankan bahwa malnutrisi akut secara drastis meningkatkan risiko kematian pada anak-anak.
“Anak-anak meninggal karena sebab-sebab yang seharusnya sangat bisa dicegah,” ujarnya. “Malnutrisi parah membuat anak sepuluh kali lebih rentan meninggal dunia akibat kondisi yang sebenarnya ringan.”
Elder juga mengkritik sistem distribusi bantuan yang saat ini dikelola oleh apa yang disebut sebagai Gaza Humanitarian Foundation, lembaga yang mendapat dukungan penuh dari AS dan ‘Israel’. Ia menilai sistem ini gagal memenuhi kebutuhan nyata di lapangan dan justru menempatkan warga sipil dalam bahaya.
Sejak 2 Maret lalu, hanya sejumlah kecil truk bantuan yang diizinkan masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom di timur Rafah, jauh di bawah ambang minimal 500 truk per hari yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)