GAZA (Arrahmah.id) – Pemimpin Hamas, Mahmoud al-Mardawi, menyebut pernyataan mantan Menteri Pertahanan ‘Israel’ Yoav Gallant sebagai “gempa politik dan moral” yang mengguncang kredibilitas militer dan politik ‘Israel’, yang selama ini dianggap sebagai simbol kejujuran dan moralitas.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera Net, Mardawi mengatakan bahwa “militer dan elite politik ‘Israel’ telah memberikan informasi yang menyesatkan kepada publik, menciptakan kebohongan buatan untuk membesar-besarkan ancaman fiktif demi kepentingan politik dan media terkait perang mereka yang gagal, serta untuk mempromosikan kemenangan palsu.”
Gallant, dalam pernyataannya yang dikutip media ‘Israel’ pada Selasa (22/4/2025), mengungkap bahwa foto yang dipublikasikan oleh militer ‘Israel’ sebelumnya adalah “palsu”. Foto itu digunakan untuk membesar-besarkan keberadaan terowongan di Poros Philadelpia (di perbatasan Gaza-Mesir) dan menunda negosiasi pertukaran tawanan ‘Israel’ yang ditahan di Gaza.
Foto yang dimaksud dipublikasikan pada Agustus tahun lalu oleh media ‘Israel’. Saat itu, ‘Israel’ mengklaim telah menemukan sebuah terowongan besar milik perlawanan Palestina yang membentang di perbatasan dengan Mesir, dengan kedalaman puluhan meter di bawah tanah.
Media ‘Israel’ kala itu menyebutnya sebagai pencapaian besar: sebuah terowongan tiga lantai yang menjadi bagian dari infrastruktur perlawanan dan membuat tentara ‘Israel’ terkejut.
Namun ternyata, sebagaimana dikatakan Gallant, yang diklaim sebagai “terowongan” hanyalah sebuah parit dangkal.
Hanya Parit Biasa
Menanggapi hal ini, Mardawi menyebut bahwa apa yang dipromosikan sebagai “Terowongan Philadelpia” sebenarnya hanyalah sebuah parit permukaan dengan kedalaman hanya satu meter.
“Pendudukan (‘Israel’) memanfaatkan gambar terowongan palsu dan puluhan video yang direkayasa untuk membenarkan agresi mereka, melanjutkan perang pemusnahan, menggagalkan kesepakatan pertukaran tahanan, dan memperpanjang durasi perang,” tegas Mardawi.
Bumerang bagi Netanyahu
Menurut Mardawi, pengakuan Gallant adalah pukulan telak bagi Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu. Ia menilai bahwa Gallant kini mulai membongkar kebohongan yang sebelumnya ia diamkan, kebohongan yang dimanfaatkan Netanyahu untuk kepentingan kekuasaan pribadi.
“Berapa banyak kebohongan lain yang belum terungkap? Berapa banyak rumah, sekolah, rumah sakit yang dibom dengan dalih-dalih yang direkayasa? Berapa banyak keluarga yang dieksekusi berdasarkan narasi resmi yang ternyata hanya manipulasi?” tanyanya.
Kebenaran Perlawanan
Mardawi menegaskan bahwa pengakuan Gallant kembali menyoroti kejujuran narasi perlawanan Palestina, yang selama ini dianggap hanya propaganda. Ia menyebut kebohongan yang diungkap Gallant bukan kesalahan individu, melainkan strategi sistematis yang dijalankan oleh puncak kepemimpinan politik dan militer ‘Israel’.
Sebagai informasi, pada November lalu Netanyahu memecat Gallant dan menggantikannya dengan Yisrael Katz karena mengaku “tak lagi percaya pada cara Gallant menangani operasi militer.”
Sikap Tegas Hamas
Mardawi menegaskan bahwa Hamas tak pernah mengubah sikapnya sejak dimulainya agresi ‘Israel’ di Gaza. Sikap tersebut mencakup, gencatan senjata total dan permanen, penarikan penuh pasukan pendudukan dari Gaza, pembukaan semua perbatasan, pencabutan blokade, dan penghentian kebijakan kelaparan, rekonstruksi infrastruktur yang dihancurkan ‘Israel’, serta kesepakatan menyeluruh yang mengakhiri agresi dan membebaskan semua tahanan.
Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa tuntutan ini adalah dasar untuk solusi yang adil dan menyeluruh atas dampak kejahatan perang ‘Israel’ yang terus berlangsung terhadap rakyat Palestina. (zarahamala/arrahmah.id)