JAKARTA (Arrahmah.id) – Peneliti haji dan umroh dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dadi Darmadi mengakui penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025, lebih buruk dibandingkan tahun sebelumnya.
“Keluhan (penyelenggaraan ibadah haji) 2025 lebih buruk dari 2024 ada benarnya, terutama soal bus, tenda, visa furoda dan kartu Nusuk, meski kesehatan dan keberangkatan lebih baik,” ujar Dadi kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Selasa (10/6/2025).
Menurutnya, berbagai masalah muncul karena koordinasi antarlembaga kurang solid, syarikah Saudi tak penuhi standar, edukasi jemaah kurang, dan cuaca panas ekstrem yang sulit diatasi.
Belum lagi, lanjut dia, kasus jemaah illegal asal Indonesia yang meninggal di gurun dan dugaan pungli ke jemaah, seperti yang dilaporkan Badan Pengelola (BP) Haji, memperparah citra buruk, serta antrean panjang dan biaya tinggi juga dorong jemaah ke jalur ilegal.
Meski banyaknya keluhan yang bertebaran di media sosial, ia masih menilai ada sisi positif terkait sistem syarikah.
“Sistem syarikah sejatinya dapat meningkatkan efisiensi akomodasi dan transportasi di Makkah, Makkah Route Initiative memperlancar imigrasi untuk ratusan ribu jemaah, dan fast track di bandara Indonesia bikin keberangkatan lebih cepat,” ungkapnya
Selain itu, Dadi menilai pelayanan kesehatan juga solid dengan jumlah tenaga medis Indonesia yang cukup dan layanan kesehatan yang semakin membaik dari Saudi, plus biaya haji turun jadi Rp89,41 juta dari Rp93,41 juta di 2024.
“Namun, logistik agak kacau di puncak haji, seperti bus telat, tenda di Mina sesak karena diisi oleh 280-300 orang, idealnya 200 orang, ribuan jemaah telat mengakses kartu Nusuk, dan ribuan jemaah furoda gagal berangkat karena visa mujamalah malah tidak ada yang di-issue oleh Saudi,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)