MEKKAH (Arrahmah.id) – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memberikan sejumlah kemudahan kepada pemerintah Indonesia terkait pelaksanaan ibadah haji 1446 H/2025 M.
Tahun ini, mobil ambulans milik tim medis Indonesia diizinkan masuk ke area tenda Arafah dan Mina untuk mengevakuasi jemaah haji yang sakit.
Kebijakan ini menjadi yang pertama dalam sejarah penyelenggaraan ibadah haji. Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar pun menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi karena mengizinkan mobil ambulans tim medis Indonesia masuk ke area Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
“Sebenarnya tidak boleh ada ambulans yang masuk di area tenda Arafah dan Mina, kecuali ambulans Arab Saudi. Tapi setelah kita lobi, kita boleh menyediakan ambulans masuk ke area Arafah dan Mina,” ujar Menag Nasaruddin di Makkah, Kamis (5/6/2025).
Menag mengatakan, kebijakan itu adalah bentuk dari perhatian yang serius dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi kepada Indonesia, sebagai negara yang memiliki jumlah jemaah haji terbanyak di dunia.
Menurut dia, Pemerintah Arab Saudi mengizinkan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk menyediakan fasilitas ambulans di tenda Arafah dan Mina. Kebijakan ini hanya berlaku untuk Indonesia.
“Kita merupakan satu-satunya negara yang dibolehkan untuk ini,” ujar Menag.
Pemerintah Arab Saudi juga memberikan kemudahan bagi jamaah Indonesia berupa diizinkannya kembali operasional Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah.
Sebagai informasi, saat ini seluruh jemaah haji Indonesia sudah berada di Arafah untuk melaksanakan Wukuf. Jamaah akan menjalani ibadah wukuf di tenda masing-masing.
Rangkaian wukuf di Arafah diawali dengan khutbah wukuf, salat jama’ qashar Dzuhur dan Ashar, serta dzikir dan doa.
Wukuf dimulai setelah masuk waktu Dzuhur atau sekitar pukul 12.20 Waktu Arab Saudi. Di tenda misi haji, Khutbah Wukuf akan disampaikan oleh Katim Am PBNU, KH Ahmad Said Asrori dengan tema ‘Wukuf Di Arafah; Meneguhkan Persaudaraan dan Semangat Kebangsaan’.
Sebelumnya diberitakan, jemaah haji melakukan wukuf di Arafah hari ini, Kamis (5/6/2025). Saat melakukan puncak ibadah haji ini, jemaah diminta untuk tidak keluar tenda atau kemah pada siang hari.
“Hasil seminar bersama seluruh pimpinan Amirul Haji di seluruh dunia bahwa, ada ketentuan disampaikan Menteri Haji (Arab Saudi) tidak boleh keluar dari kemah antara jam 10 sampai jam 4 sore karena panasnya sangat ekstrem, bisa lebih dari 50 derajat Celcius,” kata Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam konferensi pers, Rabu (4/6/2025).
Selain tidak boleh keluar kemah, jemaah haji juga agar tidak mengunjungi Jabal Rahmah. Pemerintah Arab Saudi akan menyiagakan personel kepolisian untuk menjaga lokasi tesebut.
“Termasuk tidak boleh mengunjungi Jabal Rahmah, dan itu ada sweeping-nya polisi-polisi di situ nanti,” kata dia.
Terkait dengan ibadah melontar jumrah, Nasaruddin mengungkapkan pihaknya telah meminta kepada pemerintah Arab Saudi agar diberikan waktu pada pagi hari. Kendati ibadah tersebut baiknya dilaksanakan setelah waktu dhuhur.
“Kloter Indonesia untuk melempar (jumroh) itu jam 6 sampai jam 10. Sengaja ini kami minta supaya nanti tidak kena matahari jam 10 ke atas,” ujar dia.
“Ya, kami menyampaikan bahwa memang kalau di dalam riwayat itu, afdhalnya itu atau bukan afdhal, ya biasanya dilakukan Nabi itu sudah salat Zuhur, maka orang menunggu sudah salat Zuhur. Puncak-puncaknya matahari, bisa mendidih otak kita itu kan. Jangan sampai kita menunggu, mengejar sunah tapi gugur wajibnya. Ini wanti wanti saya sampaikan kepada jemaah dan Alhamdulillah jemaah kita itu sangat solid,” ungkapnya.
(ameera/arrahmah.id)