NEGEV (Arrahmah.id) – Pusat penahanan ‘Israel’, Sde Teiman, adalah “kamp penyiksaan yang sadis,” dengan puluhan tahanan Palestina “masuk hidup-hidup dan ditinggalkan dalam kantong mayat,” menurut seorang prajurit cadangan yang bertugas di fasilitas terkenal itu.
“Saya melihat orang-orang datang ke fasilitas itu dari Jalur Gaza dalam keadaan terluka, lalu kelaparan selama berpekan-pekan tanpa perawatan medis. Saya melihat mereka buang air kecil dan besar sendiri karena mereka tidak diizinkan menggunakan kamar mandi. Saya masih bisa mencium baunya,” tulis tentara yang tidak disebutkan namanya itu dalam sebuah opini yang diterbitkan oleh Haaretz pada Sabtu (31/5/2025).
“Banyak dari mereka bahkan bukan anggota Nukhba (pasukan komando Hamas yang memimpin serangan 7 Oktober), hanya warga sipil Palestina biasa dari Gaza yang ditahan untuk penyelidikan dan, setelah mengalami penyiksaan brutal, dibebaskan ketika ternyata mereka tidak bersalah,” lanjutnya.
“Tidak heran banyak orang meninggal di sana. Yang mengherankan adalah ada yang selamat,” tambah prajurit itu.
Penyelidikan Disiarkan oleh Lembaga Penyiaran Negara
Kesaksian prajurit tersebut menyusul wawancara yang dilakukannya untuk serial dokumenter investigasi yang akan ditayangkan di lembaga penyiaran publik ‘Israel’ mengenai “peristiwa di fasilitas penahanan Sde Teiman di tengah perang ‘Israel’-Gaza.”
Ia mencatat bahwa media ‘Israel’ “jarang menunjukkan kepada publik apa yang dilakukan atas nama mereka,” dan mengatakan bahwa wawancaranya “tidak masuk dalam laporan akhir.”
Dan, “tidak ada yang melakukan hal lain mengenai penyiksaan sistematis dan kematian tahanan, yang diketahui oleh banyak pejabat senior ‘Israel’,” katanya.
Prajurit itu mengklaim bahwa acara berjudul ‘Zman Emet’, yang jika diterjemahkan menjadi ‘Waktu Kebenaran’, “tidak menyampaikan kebenaran kepada publik.”
Pemerkosaan Tahanan
Ia mengatakan laporan tersebut terutama berfokus pada “satu investigasi tentara ‘Israel’ yang terkenal” tentang “penyiksaan” di fasilitas tersebut, di mana seorang tahanan diserang secara seksual oleh tentara ‘Israel’ dengan “benda asing.”
Pemerkosaan yang dilakukan oleh tentara “dari unit rahasia IDF yang dikenal sebagai ‘Force 100′” terekam kamera dan videonya kemudian bocor. Tahanan tersebut dilaporkan meninggal karena luka-lukanya .
“’Zman Emet’ berfokus pada insiden ini dan bagaimana penyelidikan selanjutnya, dengan bantuan politisi sinis, berubah menjadi pemberontakan terhadap aturan hukum,” tulis prajurit itu.
Dengan “menfokuskan perhatian pada satu kasus ini, acara tersebut sengaja mengabaikan konteks yang lebih luas, gambaran besar yang memuakkan dari Sde Teiman,” katanya.
‘Saya Melihat Neraka Itu’
Prajurit itu mengatakan bahwa sejak akhir 2023, “puluhan tahanan telah masuk hidup-hidup dan ditinggalkan dalam kantong mayat.”
Ia menekankan bahwa ada kesaksian dari para penjaga, dokter, dan tahanan, “semuanya menceritakan kejadian serupa.”
“Tidak ada satu pun yang disebutkan dalam penyelidikan. Seolah-olah neraka yang kita ciptakan di sana bermuara pada satu peristiwa yang dapat dijelaskan dengan diskusi abstrak tentang legitimasi berbagai jenis hukuman fisik. Namun, saya melihat neraka itu,” tulisnya.
‘Saya Melihat Seorang Tahanan Meninggal’
“Saya melihat seorang tahanan meninggal di depan mata saya. Ia sedang duduk bersama tahanan lain, dengan mata tertutup, dan pada suatu saat, kami baru menyadari bahwa ia telah tiada,” lanjut prajurit itu.
Ia mengatakan bahwa ia “menyaksikan komandan fasilitas mengumpulkan semua orang untuk mencoba meredakan rutinitas harian penyiksaan, penggunaan kekuatan yang tak terkendali, kondisi tidak manusiawi di mana tahanan ditahan. Saya mendengar dia menjelaskan: ‘Petinggi mengatakan bahwa Sde Teiman disebut sebagai kuburan,” dan bahwa ‘kita harus menghentikannya.'”
Prajurit cadangan itu mengatakan bahwa meskipun para peneliti “terkejut” oleh kesaksiannya, “tidak ada satu pun yang masuk ke dalam versi final.”
“Berpura-pura Tidak Tahu”
Yang masuk ke dalam laporan akhir adalah apa yang disebut prajurit tersebut sebagai “pura-pura tidak tahu” dari pihak kepala departemen investigasi polisi militer hingga laporan tentang tahanan yang diperkosa diterima.
“Kepala departemen investigasi polisi militer berpura-pura tidak tahu: ‘Sampai saat itu,’ maksudnya, sampai mereka menerima laporan tentang satu tahanan yang terluka dan berdarah, ‘kami tidak punya tanda-tanda peringatan,’” tulisnya.
Prajurit itu menekankan bahwa pada saat itu, kesaksian dari mantan tahanan, prajurit, dan staf medis yang bertugas di Sde Teiman, “mengenai penyiksaan ekstrem, kondisi tidak manusiawi, dan kurangnya perawatan medis dasar” telah dipublikasikan.
‘Semua Orang’ Tahu tentang ‘Penyiksaan’
“Semua orang yang bertugas di Sde Teiman tahu. Mereka tahu tentang penyiksaan, operasi yang dilakukan tanpa anestesi, dan kondisi sanitasi yang buruk. Namun, tidak ada satu pun yang disiarkan,” ungkapnya.
Prajurit cadangan itu mengatakan bahwa peristiwa di Sde Teiman “bukanlah rahasia, namun sebagian besar orang ‘Israel’ tidak tahu apa pun tentang hal itu, bahkan sekarang, karena media ‘Israel’ hampir sepenuhnya mengabaikannya.”
Ia menambahkan bahwa yang lebih terungkap adalah bahwa “program tersebut mengungkap bagaimana realitas semacam itu dapat terus berlanjut” meskipun warga Palestina “terus meninggalkan fasilitas penahanan kami dalam kantong mayat.”
Sde Teiman “bukanlah insiden yang berdiri sendiri,” tulis prajurit tersebut, seraya menambahkan bahwa ini adalah, “secara khusus, sebuah cerita tentang kebijakan, sebuah kebijakan yang diterapkan dan dipertahankan dengan keterlibatan aktif dari media ‘Israel’.” (zarahamala/arrahmah.id)