WINA (Arrahmah.id) – Kepala pengawas nuklir PBB Rafael Grossi mengatakan pada Jumat (13/6/2025) bahwa ia siap untuk melakukan perjalanan ke Iran untuk menilai situasi di sana setelah “Israel” melakukan serangan militer secara luas yang menghantam kompleks nuklir yang luas di Natanz.
Dalam sebuah pernyataan pada pertemuan Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional, Grossi mengatakan bahwa pusat pengayaan utama lainnya di Iran, Fordow, tidak terkena serangan dan begitu juga dengan fasilitas nuklir lainnya di Esfahan, dengan mengutip pihak berwenang Iran, lansir Reuters.
Tidak ada tingkat radiasi yang meningkat di Natanz, tambahnya.
“Saya menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri secara maksimal untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. Saya tegaskan bahwa setiap tindakan militer yang membahayakan keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir berisiko menimbulkan konsekuensi serius bagi rakyat Iran, kawasan, dan sekitarnya,” kata Grossi dalam pernyataannya.
“Saya telah mengindikasikan kepada pihak berwenang terkait kesiapan saya untuk melakukan perjalanan secepatnya untuk menilai situasi dan memastikan keselamatan, keamanan, dan non-proliferasi di Iran.”
Dia tidak mengatakan sejauh mana kerusakan di Natanz atau bagian mana dari situs tersebut yang terkena. Situs ini mencakup pabrik pengayaan uranium bawah tanah yang luas dan sebuah pabrik pengayaan percontohan yang lebih kecil di atas tanah.
Iran melakukan pengayaan uranium hingga kemurnian 60 persen, mendekati sekitar 90 persen kadar senjata, di pabrik percontohan, tetapi Iran memproduksi bahan tersebut dalam jumlah yang lebih kecil di sana daripada di Fordow, sebuah lokasi yang digali di sebuah gunung yang menurut para ahli militer akan sulit dihancurkan oleh “Israel” dengan pengeboman.
“Terlepas dari aksi militer saat ini dan ketegangan yang meningkat, jelas bahwa satu-satunya jalan yang berkelanjutan ke depan -untuk Iran, untuk ‘Israel’, seluruh kawasan, dan komunitas internasional- adalah yang didasarkan pada dialog dan diplomasi untuk memastikan perdamaian, stabilitas, dan kerja sama,” kata Grossi. (haninmazaya/arrahmah.id)