YOGYAKARTA (Arrahmah.id) – Pengelola Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta, mengonfirmasi bahwa sejumlah akun Instagram milik mereka yang sebelumnya diblokir oleh Meta kini sedang dalam proses pemulihan.
Langkah ini dilakukan setelah pihak masjid bersurat langsung ke Meta untuk mengklarifikasi dan meminta pemulihan akun-akun tersebut.
Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustaz M. Jazir, mengatakan dalam surat tersebut mereka menjelaskan bahwa akun-akun media sosial yang dikelola tidak memiliki afiliasi dengan Hamas, melainkan merupakan bagian dari aktivitas keagamaan dan sosial remaja masjid.
“Instagramnya sudah mulai (dipulihkan), mungkin bertahap ya,” ujar Jazir, Kamis (26/6).
Pemblokiran diduga dipicu oleh nama salah satu akun mereka, yaitu Himpunan Anak Anak Masjid Jogokariyan atau disingkat “Hamas Jogokariyan”, yang diduga disalahartikan oleh Meta sebagai afiliasi dengan kelompok Hamas di Palestina. Pemblokiran kemudian merembet ke akun lain seperti @remajamasjidjogokariyan, @kampoengramadhanjogokariyan, hingga akun utama @masjidjogokariyan.
Hingga Kamis sore, akun-akun tersebut masih belum bisa ditemukan di Instagram.
Tak hanya Instagram, kanal YouTube Masjid Jogokariyan juga dihapus sejak pekan lalu. Pengelola masjid kini menempuh proses banding agar kanal tersebut bisa diaktifkan kembali.
Mereka juga telah meminta bantuan Direktorat Jenderal Komunikasi Digital Kementerian Kominfo dan mendapatkan pendampingan dari Komisi I DPR RI untuk menyurati pihak YouTube.
Jazir menyebut, penghapusan kanal YouTube kemungkinan berkaitan dengan konten wawancara mereka bersama aktivis Muhammad Husein atau Husein Gaza, yang membahas kondisi genosida di Palestina dalam siaran langsung berdurasi sekitar 15 menit.
“Kementerian Indonesia ke sana (pihak YouTube) mengajukan, membantulah,” kata Jazir.
Meskipun menghadapi pemblokiran dari berbagai platform, Masjid Jogokariyan menegaskan komitmennya untuk terus menyuarakan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina melalui media sosial, dengan pendekatan yang lebih hati-hati agar tidak melanggar kebijakan platform.
“Solidaritas kita untuk Palestina adalah bagian dari amanat konstitusi, tapi nanti bagaimana tekniknya supaya tidak kena penalti dari platform,” tutup Jazir.
(ameera/arrahmah.id)