WASHINGTON (Arrahmah.id) — Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat memperingatkan bahwa “Israel” menghadapi ancaman serius kehabisan rudal pencegat canggih Arrow-3, menyusul gelombang serangan rudal balistik yang terus diluncurkan Iran dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam laporan yang dikutip Wall Street Journal, pejabat Pentagon tersebut mengatakan bahwa stok rudal Arrow-3—yang dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak jauh di luar atmosfer—telah menipis akibat penggunaan intensif oleh sistem pertahanan udara “Israel”.
Meskipun militer “Israel” tidak merilis jumlah pasti rudal yang telah digunakan, laporan-laporan Amerika Serikat menunjukkan adanya penurunan besar dalam cadangan sistem pertahanan udara canggih seperti Arrow-3, Hetz-2, dan Iron Dome.
Pejabat itu menambahkan bahwa Amerika Serikat telah mengerahkan kapal perusak angkatan laut yang dilengkapi sistem pencegat rudal di perairan sekitar wilayah pendudukan. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat pertahanan udara berlapis dan mengurangi beban pada sistem pertahanan darat milik “Israel”.
Menurutnya, kapal-kapal tersebut memungkinkan militer AS mencegat rudal Iran sejak fase peluncuran awal, sekaligus memberi “Israel” waktu untuk mengisi ulang dan mengatur ulang posisi baterai rudalnya.
Namun, kekhawatiran AS tidak berhenti pada situasi “Israel” saja. Pejabat itu juga menyuarakan “kekhawatiran nyata” terhadap cadangan rudal pencegat AS sendiri jika eskalasi terus berlanjut. Dikatakan bahwa pengiriman rudal SM-3 ke “Israel” akan menguras stok rudal presisi tinggi dan mahal milik Washington, yang dapat memengaruhi kesiapan AS di medan tempur lainnya.
Sementara itu, laporan resmi menyebut biaya operasional sistem pertahanan udara “Israel” telah mencapai sekitar 285 juta dolar AS per hari. Angka tersebut menggambarkan beban ekonomi besar yang harus ditanggung Tel Aviv jika konflik dengan Teheran terus berlangsung.
Sejak Jumat pagi, 13 Juni 2025, “Israel” melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran, mencakup pemboman fasilitas nuklir, pangkalan rudal, serta pembunuhan sejumlah tokoh militer dan ilmuwan nuklir.
Pemerintah Iran melaporkan bahwa serangan tersebut telah menewaskan 224 orang dan melukai 1.277 lainnya—sebagian besar warga sipil. Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal balistik dan mengerahkan serangan drone ke wilayah pendudukan, yang menyebabkan sekitar 25 warga “Israel” tewas dan lebih dari 2.500 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan “Israel”.
(Samirmusa/arrahmah.id)