TEHRAN (Arrahmah.id) – Iran kembali melancarkan serangan besar-besaran terhadap wilayah pendudukan “Israel” pada Ahad (15/6) dini hari. Rudal-rudal balistik dan drone Iran menghantam sejumlah kota termasuk Tel Aviv dan Haifa, menewaskan lima orang dan melukai sedikitnya 25 lainnya, menurut media “Israel”.
Mengutip pernyataan para pejabat kepada kantor berita semi-resmi Fars, Iran menggunakan rudal balistik jenis Imad, Qader, dan Khaibar dalam serangan kali ini. Sementara kantor berita resmi IRNA mengungkap bahwa untuk pertama kalinya, Teheran juga meluncurkan rudal hipersonik dalam serangan ke kota Haifa.
Seorang pejabat keamanan tinggi Iran mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan ini merupakan bagian dari konfrontasi berkelanjutan yang akan semakin ditingkatkan. “Kami tidak memulai perang ini, tapi kami yang akan menentukan kapan ini berakhir,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa hasil dari perang ini tidak akan kurang dari “mengakhiri pemerintahan Netanyahu dan sistem politiknya.”
Pejabat tersebut menambahkan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump harus memilih apakah akan terus mengorbankan dana pembayar pajak untuk ambisi Netanyahu. “Kami akan terus membela bangsa dan negeri kami dari kebiadaban Israel,” tegasnya.
Korps Garda Revolusi Iran pun memperingatkan bahwa jika agresi Zionis terus berlanjut, maka serangan akan dilakukan lebih luas dan lebih keras, termasuk ke fasilitas produksi bahan bakar jet dan pusat energi di wilayah jajahan.
Ledakan dan Kebakaran di Tel Aviv dan Haifa
Layanan darurat “Israel” mengonfirmasi bahwa lima orang tewas dan 25 terluka dalam serangan rudal Iran yang menghantam Tel Aviv dan Haifa. Harian Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa beberapa korban dalam kondisi kritis setelah roket menghantam kota Tamra di wilayah Galilea Barat.
Media “Israel” juga melaporkan kebakaran besar di fasilitas strategis dekat Haifa. Menurut Channel 13, Iran menembakkan lebih dari 40 rudal balistik dalam gelombang pertama serangan dan 50 rudal dalam gelombang kedua.
Dalam serangan terbaru Ahad dini hari, 12 orang dilaporkan terluka akibat rudal Iran yang menghantam sebuah gedung di Tel Aviv. Maariv melaporkan bahwa enam lokasi di Tel Aviv terkena serangan langsung, dengan kekhawatiran masih adanya korban terjebak di reruntuhan.
Radio “Israel” menyebut salah satu menara tinggi di Tel Aviv terkena hantaman langsung. Channel 14 menambahkan, empat orang terluka di Rehovot dan 12 lainnya di Bat Yam, selatan Tel Aviv. Laporan dari Israeli Broadcasting Authority menyebutkan bahwa “Israel” menghadapi serangan gabungan dari Iran dan Yaman menggunakan rudal dan drone.
Ledakan besar terdengar di sekitar Bandara Ben Gurion dan wilayah timur Tel Aviv, sementara sirene berbunyi di Netanya dan Herzliya. Otoritas sipil meminta warga tetap berlindung di area aman.
Serangan Gabungan Rudal dan Drone
Televisi pemerintah Iran sebelumnya mengumumkan bahwa serangan kali ini dilakukan oleh pasukan udara Garda Revolusi menggunakan kombinasi rudal balistik dan drone. Radio militer “Israel” menyebut intelijen mereka mendeteksi bahwa Iran tengah bersiap untuk meluncurkan lebih banyak rudal malam ini.
Serangan ini datang setelah serangan lain pada Sabtu malam, yang menyebabkan tiga orang “Israel” tewas dan puluhan terluka. Sumber keamanan “Israel” menyebutkan bahwa jet tempur mereka juga tengah menggempur sasaran di Teheran dan Yaman secara bersamaan, dalam upaya membalas serangan tersebut.
Sejak Jumat dini hari, “Israel” melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran, yang diberi nama operasi “Singa yang Bangkit”. Serangan itu menargetkan fasilitas nuklir, basis peluncuran rudal, dan sejumlah ilmuwan serta komandan militer Iran.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan operasi “Janji yang Teguh 3”, dengan serangkaian serangan rudal dan drone yang kini telah mencapai tujuh gelombang. Hingga saat ini, serangan Iran telah menewaskan sedikitnya tiga warga “Israel” dan melukai lebih dari 170 lainnya, serta menyebabkan kerusakan besar pada bangunan dan kendaraan.
Konflik ini menandai pergeseran besar dari perang bayangan menjadi konfrontasi militer terbuka antara dua musuh bebuyutan.
(Samirmusa/arrahmah.id)