LONDON (Arrahmah.id) — Inggris mengatakan pada hari Senin (23/6/205) bahwa mereka akan menggunakan undang-undang antiterorisme untuk melarang organisasi kampanye Palestine Action, yang telah merusak dua pesawat militer Inggris sebagai protes atas dukungan London terhadap ‘Israel’.
Dilansir Al Jazeera (25/6), pelarangan tersebut akan menempatkan kelompok pro-Palestina tersebut setara dengan Hamas, al Qaeda atau Islamic State (ISIS) menurut hukum Inggris yang sama mendapatkan hukuman penjara hingga 14 tahun bila menjadi bagian dan atau mempromosikannya.
Palestine Action secara teratur menargetkan situs-situs Inggris yang terhubung dengan perusahaan pertahanan ‘Israel’ Elbit Systems serta perusahaan-perusahaan lain di Inggris yang terkait dengan ‘Israel’ sejak dimulainya konflik di Gaza pada tahun 2023.
Dalam tindakan terbarunya dan yang paling terkenal, dua anggotanya memasuki pangkalan Angkatan Udara Kerajaan di Inggris bagian tengah pada hari Jumat, menyemprotkan cat ke mesin pesawat angkut Voyager dan merusaknya lebih lanjut dengan linggis.
“Serangan memalukan terhadap Brize Norton adalah yang terbaru dalam sejarah panjang kerusakan kriminal yang tidak dapat diterima yang dilakukan oleh Palestine Action,” kata Menteri Dalam Negeri (menteri dalam negeri) Yvette Cooper dalam pernyataan tertulis kepada parlemen.
“Usaha pertahanan Inggris sangat penting bagi keamanan nasional negara ini dan pemerintah ini tidak akan menoleransi mereka yang membahayakan keamanan itu.”
Ia mengatakan tindakan kelompok itu menjadi lebih agresif dan menyebabkan kerusakan jutaan pound.
Berdasarkan hukum Inggris, Menteri Dalam Negeri dapat melarang suatu kelompok jika diyakini melakukan, mendorong, atau “terlibat dalam terorisme”. Perintah pelarangan akan diajukan ke parlemen pada tanggal 30 Juni dan akan berlaku jika disetujui.
Palestine Action, yang mengatakan Inggris adalah “peserta aktif” dalam konflik di Gaza karena dukungan militer yang diberikannya kepada ‘Israel’, menyebut larangan itu sebagai “reaksi yang tidak terkendali” yang akan ditentangnya, dan menuduh Cooper membuat serangkaian “klaim yang secara kategoris salah”.
“Kejahatan sebenarnya di sini bukanlah cat merah yang disemprotkan ke pesawat tempur ini,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya pada hari Senin, kelompok tersebut terpaksa mengubah lokasi protes yang direncanakan setelah polisi melarangnya melakukan demonstrasi di luar gedung parlemen, yang merupakan lokasi populer untuk protes yang mendukung berbagai tujuan. (hanoum/arrahmah.id)